Rabu, 16 September 2009

32. PAUL WARFIELD TIBBETS

Dari jendela sebuah biplane yang menderu di atas lapangan pacuan kuda Hialeah dekat Miami, tangan anak berumur 12 tahun itu terulur melempar sebatang permen batangan baby ruth berparasut kertas. Tak ada yang menyangka kalau di kemuadian hatri ia bakal tumbuh menjadi pilot pembom nuklir Amerika yang mengakhiri Perang Dunia II. Ia adalah Paul Warfield Tibbets, lahir di Quiney Illionis pada tanggal 23 februari 1915. Hari itu adalah hari pertama bagi Tibbets kecil menumpang pesawat.
Setelah beranjak remaja, Tibbets masuk Western Military Academy, lalu pindah ke jurusan farmasi Universitas Florida da Cincinnati karena orang tua Tibbets menginginkan dia menjadi apoteker. Namun keinginannya yang besar untuk menjadi penerbang membuat orang tuanya tak bisa berkutik ketika pada tanggal 25 februari 1937, tibbets mendaftar di sekolah Angkatan Darat Fort Thomas Kentucky. Setahun kemudian ia tamat dengan pangkat letnan dua.
Pada bulan februari 1942 ia bertugas di inggris sdebagai komandan Pengebom 340 dengan pesawat B-17 Flying Fortress. Ia juga memimpin beberapa misi pengeboman di afrika Utara. Di sini ia dikenal sebagai penerbang yang berhasil membawa Komandan Tertinggi Pasukan Sekutu, Jenderal Dwight D. Eisenhover, Jenderal Marks Clark, dan Komandan Angkatan ke-8, Jenderal James Doolittle terbang dari Inggris ke Afrika Utara dalam ancaman musuh dan cuaca buruk. Kiranya ini yang membuat namanya mulai direkam oleh perwira-perwira tinggi.
Pada tahun 1943 ia kembali ke Amerika dan terlibat dalam sebuah uji coba pesawat rahasia di Pangkalan Udara Wendover. Pesawat yang berkode B-29 dengan nama Superfortress ini ternyata pesawat yang bakal ia kemudikan untuk mengangkut bom nuklir Little Boy yang meluluhlantakkan Kota Hiroshima pada tanggal 6 agustus 1945. Pesawat B-29 yang ia terbangkan sendiri ia juluki dengan nama ibunya, Enola Gay. Kesuksesan pemboman Hiroshima yang maha dahsyat nan mengerikan itu membuat Jepang, musuh Sekutu saat itu menyerah tanpa syarat dan berakhirlah Perang Dunia II.
Tibbets disemati Distinguish Service Cross dan melanjutkan karirnya sebagai penasehat teknis Angkatan Udara Amerika pada tahun 1946. Seterlah pensiun dari Angkatan Udara AS pada tanggal 31 agustus 1966, ia tetap berkiprah di dunia penerbangan yakni sebagai tenaga pendidik di kementerian udara. Hobby terbangnya tetap ia pertahankan dengan menerbangkan Lear Jets ke seluruh Eropa dan merampungkan 400 jam terbang. Akan tetapi kesuksesannya melakukan pemboman atas Hiroshima adalah prestasinya yang paling menonjol sekaligus paling mengerikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar