Rabu, 16 September 2009

1.AHLI DIRGANTARA MUSLIM

Salah satu periode yang tidak banyak disinggung ketika membahas sejarah kemajuan negara-negara di dunia adalah periode kemajuan peradaban islam dari Baghdad, Mesir, Khurasan (Iran) sampai ke Turki, Andalusia dan Cordoba (Spanyol) dari abad VII Sampai dengan abad XIV. Kala itu Kota Cordoba dan Andalusia menjadi kiblat ilmu pengetahuan dunia. Banyak ilmuan yan telah dilahirkan dari negeri matador ini, diantaranya: Abul Hasan Al-Kalasadi (ahli matematika, -1486), Syekh Zakariya Ibnu Al-Awwam(ahli pertanian,abadXII ),Ibnu Al Samh (ahi astronomi,-1305), Ibrahim Al Bassal (ahli botani,-1105) dan masih banyak lagi.
Langkah-langkah nyata untuk menguji coba alat terbang pun telah dilakukan sehingga tidak terlalu berlebihan jika ilmuan-ilmuan muslim pionir di dunia penerbangan. Berikut ini beberapa ilmuan yang telah memulai percobaan terbang:
ABUL QASIM IBN FIRNAS – PIONIR DARI SPANYOL





“Ibn Firnas was the first man in history to make a scientific attempt at flying”( Phillip Hitti)
Ibn Firnas lahir di Korah Takrna dekat Ronda, Spanyol pada masa pemerintahan Khalifah Muhammad Amir Bin Abdurrahman. Ia mempelajari fisika astronomi dan kimia dan rajin melakukan eksperimen. Eksperimen-ekserimennya antara lain membuat kaca dari pasir dan batu. Ia juga menemukan rantai cincin yang menggambarkan pergerakan bintang dan planet-planet.Di samping itu ia juga merancang alat pengukur waktu yang disebut Al-maqata.
Pada tahun 875 M, Ibnu Firnas mengundang masyarakat Cordoba untuk berkumpul di sebuah bukit di Andalusia – Spanyol, guna menyaksikan uji coba terbangnya. Ibnu Firnas memamerkan pesawatnya yang bertenaga dorong baling – baling. Dua bagian sayap pesawatnya berkaitan dengan kaki dan tangannya. Setelah itu, Ibnu Firnas naik ke menara lalu melompat. Ibnu Firnas berhasil melayang di atas ketinggian beberapa ratus kaki, lalu membumbung tinggi. Peristiwa menakjubkan ini dicatat oleh seorang penyair bernama Mu’min Ibnu Said dengan kata – katanya :
“ Ibnu Firnas terbang lebih cepat daripada burung phoenix. ketika mengenakan bulu – bulu di badannya ia seperti burung manyar “.

Sedangkan seorang sejarahwan barat bernama Phillip Hitti dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Arab” menyebutkan:

Abbas Firnas adalah manusia pertama dalam sejarah yang melakukan percobaan terbang.

Untuk mengenang jasa-jasanya sebagai pionir perancang pesawat, Pemerintah Irak membangun patung Ibnu Firnas di sebuah jalan menuju Bandara Internasional Baghdad. Ibnu Firnas pernah pula diabadikan gambarnya dalam sebuah perangko di Libya.





FARABI ISMAIL JAUHARI

Ilmuan muslim lain yang melanjutkan percobaan terbang Ibnu Firnas adalah Farabi Ismail Jauhari, seorang guru tata bahasa Arab yang berasal dari Nishabur, Khurasan, Iran. Isamail Jauhari melakukan percobaannya pada tahun 1003. Seperti halnya Ibnu Firnas, Ismail Jauhari merancang sayap terbang yang dapat digerakkan dengan tangan dan kaki selanjutnya meluncur dari tempat-tempat tinggi. Salah satu tempat percobaan Ismail Jauhari adalah menara mesjid ulu Nishabur.
Hasil uji coba para ilmuan ini telah dimanfaatkan oleh panglima-panglima perang Saracen ( Muslim zaman Perang salib) untuk memukul pasukan salib. Para Sejarahwan mencatat bahwa ketika Perang Salib meletus pada tahun 1162, bala tentara muslim telah menggunakan semacam jubah terbang dan bersiap melakukan penyerangan lewat udara dari atas Hippodrome Constantinople.

HAZARFEN AHMAD CALEBI




Pesawat rancangan Hazarfen yang diterbangkan di Galata tower
pada masa Sultan Murad V

Pada abad XVII , periode dimana ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam mengalami kemunduran pun masih tercatat seorang ilmuan muslim yang serius melakukan percobaan terbang. Ia adalah Hazarfen Ahmad Calebi, Ilmuan Turki yang hidup pada masa Khalifah Usmani di bawah pemerintahan Sultan Murad IV.
Hazarfen terilhami dari mesin terbang rancangan ilmuan Italia abad XVI, Leonardo Da Vinci. Dengan melakukan studi pada burung rajawali, hazarfen menemukan teori perhitungan keseimbangan sayap. Setelah melakukan sembilan kali percobaan, Hazarfen berhasil menemukan formula yang pas untuk sayap terbangnya.
Pada tahun 1638 Hazarfen Ahmad Calebi melakukan percobaan dari Galata Tower di dekat Bosporus Istanbul yakni sebuah menara dengan ketinggian 183 kaki. Hazarfen terbang menuju Oskudar lalu berbelok ke Bosporus Istanbul. Hazarfen berhasil mendarat dengan mulus di sebuah tempat di Bosporus. Prototipe sayap Hazarfen inilah yang kemudian menjadi bahan percobaan Wright Brothers di Amerika pada awal pada tahun 1903, dua ratus tahun kemudian. Evliya Calebi, seorang turis yang menjadi saksi mata atas peristiwa ini mencatat dalam bukunya tang berjudul seyahatname (catatan perjalanan) bahwa, “ Hazarfen Ahmad Calebi melakukan seribu kali percobaan dan diberi hadiah seribu keping emas oleh pemerintah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar