Rabu, 16 September 2009

20. MANFRED FUHRER VON RICHTOVEN

“Di sekolah umum yang dilaluinya , ia kurang cemerlang dalam pelajaran namun ia pandai dalam atletik dan gymnasium… Hingga saat ini para pakar penerbangan mengakui bahwa Manfred Von Richtoven adalah Penerbang Terbesar Sepanjang Sejarah “
Perang telah mewarnai peradaban manusia dari zaman ke zaman. Teknik perang paling tua adalah perang darat dengan mengandalha pasukan pejalan kaki (infantry) atau pasukan berkuda (kavaleri). Setelah era pelayaran dibuka manusia membuat kapal-kapal perang pengangkut serdadu dan meriam dan manusia pun berperang di laut. Dengan ditemukannnya pesawat maka para pakar militer merancang lagi satu medan pertempuran yakni pertempuran udara.
Seperti halnya perang di darat dan di laut, perang di udara pun telah melahirkan pemberani-pemberani tempur dan pahlawannya sendiri. Ada istilah khusus yang diperuntukkan untuk para penempur udara yang berprestasi yaitu istilah ace untuk pilot tempur yang telah menjatuhkan 5 buah pesawat dan Ace of the aces bagi yang telah menjatuhkan lebih dari 5 pesawat. Istilah-istilah ini mulai dikenal pada Perang Dunia I ketika terjadi pertempuran antara Sekutu (Inggris, Perancis, AS, dan Australia) melawan negara-negara fasis ( Jerman, Italia, Jepang).
Di Jerman, seorang ace dinamakan kanone. Salah satu kanone terbesar yang dikenal dari negeri Hitler ini adalah Manfred Von Richtoven. Ia lahir di Berslau pada tanggal 2 mei 1892. Ayahnya adalah seorang tentara yang telah menanamkan kedisiplinan dan kecintaan terhadap Richtoven sejak kecil. Di sekolah umum yang dilaluinya , ia kurang cemerlang dalam pelajaran namun ia pandai dalam atletik dan gymnasium. Olah raga yang paling digemari Richtoven sendiri adalah berkuda dan menembak. Wajar saja jika pada usia 11 tahun ia sudah tertarik masuk ke Sekolah Militer Wahlstatt. Enam tahun kemudian ia melanjutkan ke Royal Military Academy di Lichterfelde dan Berlin War Academy. Akhirnya pada bulan april 1911, Richtoven menjadi perwira kavaleri di Resimen 1 Kaisar Alexander III di Uhlans.
Saat Perang Dunia I meletus, Richtoven memulai karir militernya sebagai anggota resimen horse jumping. Ketika Jerman menjalankan strategi perang dari parit ke parit, ia tidak bisa berperan banyak. Ia hanya bisa menjadi kurir. Tugas ini ia rasakan tidak menantang sama sekali.
Richtoven minta agar dipindahkan ke Dinas Udara karena merasa tertarik menjadi penerbang tempur. Permohonannya diterima dan ia menjalani pendidikan awal sebagai observer ( Juru tembak sekaligus pengamat yang ikut terbang bersama penerbang). Pada tanggal 10 juni 1915 ia ditugasi ke Front Timur untuk mengambil foto-foto posisi pasukan Rusia. Pada bulan September, untuk pertama kalinya ia menembak jatuh sebuah pesawat sayap ganda Perancis.
Berkat bantuan seorang temannya, Obersleutenant Georg Zeumer, Richtoven belajar menerbangkan pesawat dan hanya dalam tempo 24 jam ia telah mampu terbang solo. Namun pada saat pendaratan, ia mendarat terlalu keras sehingga pesawat mengalami kerusakan berat.
Richtoven tidak jera. Ia terus berlatih selama 2 minggu lalu mendaftarkan diri di sekolah terbang di Doberitz.
Setelah lima bulan Richtoven telah mahir menerbangkan pesawat Albatross yang memilikisenapan mesin di atas sayap. Pada tanggal 26 april 1916 ia ikut dalam sebuah misi penyerangan ke Fort de Duanmout, Perancis dan menembak jatuh sebuah pesawat. Perkenalannya dengan seorang kanone jerman bernama Boelcke membuatnya tertarik untuk masuk ke group tempur Jagdstaffeln di Somne pada tanggal 1 september 1916.
Kemenangan demi kemenangan diraih Richtoven selama pertempuran sehingga pada tanggal 10 oktober1916 ia telah dietapkan sebagai ace Jerman. Ia selalu menghadiahi dirinya sendiri pada setiap kemenangan yang ia raih dengan memesan sebuah piala perak bertuliskan namanya. Richtoven meraih kemenangannya yang ke-11 pada tanggal 23 november 1916 setelah menembak jatuh pesawat Mayor George Hawker, Komandan Skadron 24 Royal Flying Korps, Inggris. Sebelum itu mereka melakukan duel pesawat jarak dekat atau dog fight.
Richtoven pun kemudian diangkat menjadi Komandan Gugus Tempur Jagdstaffel 11 di Douai. Untuk membedfakan pesawatnya dengan pesawat penempur-penempur Jetrman yang lain , ia mengecat pesawatnya dengan warna meraj darah, sehingga ia dijuluki “Baron merah” yang sangat disegani oleh penempur-penempur Inggris dan Perancis. Di Perancis sndiri ia dijuluki “ Setan Merah”.
Atas ketangkasan dan keberaniannya Richtoven memperoleh berbagai penghargaan. Pada tanggal 3 mei 1917 ia menerima emas dan rokok pualam putih bertuliska namanya dari istri Kaisar Jerman. Pada tanggal 10 juni 1917 Raja Bulgaria menyematkan lencana bintang keberanian kepadanya selanjutnya untuk kemenangannya yang ke-70 kaisar Jerman menganugerahkan bintang elang merah.
Richtoven gugur dalam sebuah pertempuran udara di daerah Homel pada tanggal 21 april 1918 dan dimakamkan di Pekuburan Betangles. Ia gugur setelah merampungkan kemenangannya yank ke-80 kali. Nama Richtoven diabadikan menjadi salah satu nama group tempur Angkatan Udara Jerman dan para pakar penerbangan sepakat menjuluki Manfred Fuhrer Von Richtoven sebagai “Penerbang Terbesar Sepanjang Sejarah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar