Rabu, 16 September 2009

22. KAPTEN GEORGES GUYNEMER

“ Aku melihat Guynemer melambaikan tangan ke arahku. Pilot Perancis itu kemudian terbang menjauh membiarkan aku bebas, meninggalkan musuh yang dalam keadaan tak berdaya dan terancam”
( Udet, lawan perang udara Guynemer)

Georges adalah ace tempur terbaik peancis dengan penampilan yang jauh dari macho. Penyakit TBC yang ia derita sejak masih belia menjadikan badannya kurus dan agak lemah. Oleh karenanya tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa Si Sakit ini bakal menorehkan sejarah gemilang di Perang Udara Dunia I dengan menembak jatuh 53 pesawat musuh.
Georges Guynemer lahir di Perancis pada tanggal …. 1895. Tumbuh di negara yang sedang dilanda perang saat itu membuat Guynemer selalu terkagum-kagum dengan pesawat dan kepiawaian para penempur Perancis melawan Jerman.
Menjelang usia 14 tahun, Guynemer mendaftarkan diri sebagai prajurit di Angkatan Udara Perancis tetapi langsung ditolak karena fisiknya yangh kurus. Ia tidak memenuhi persyaratan menjadi pilot militer.
Ketertarikan Guynemer pada pesawat dan cita-citanya menjadi penerbang tidak surut. Agar selalu dekat dengan pesawat, ia mendaftar sebagai buruh di Angkatan Udara Perancis. Selanjutnya ia menjadi mekanik yang rajin dan pekerja keras. Kepribadiannya ini dikagumi para pilot tempur dan Guynemer mulai diajak terbang.
Para pilot tersebut melaporkan bahwa guynemar memiliki bakat dan keberanian terbang yang luar biasa. Hal ini membuat Guynemer lulus dengan mudah dalam perekrutan penerbang hingga pada tahun 1915, Guynemer sudah bergabung dengan salah satu group tempur Perancis, Escadrille De Chase.
Karirnya terus menanjak seiring dengan makin banyaknya pesawat yang ia tembak jatuh. Tak lama kemuadian ia telah menduduki jabatan sebagai Komandan Skadron. Ia dijuluki Cigognes (bangau) karena pada pesawatnya terdapat gambar burung bangau. Guynemer terkenal dengan teknik terbang cepatnya yang menukik dan menembak dalam jarak dekat. Pesawatnya adalah pesawat Nieport atau spad dengan 2 senapan mesin.
Pada suatu hari di tahun 1915 ia menembak jatuh 2 buah pesawat musuh tetapi sayap kiri pesawatnya terkena tembakan meriam anti pesawat nyasar temannya sendiri dari darat. Pesawatnya jatuh . Untung saja ia tidak terluka.
Guynemer pun seorang kesatria udara. Pada sebuah pertempuran di tahun 1916, ia berhadapan dengan seorang jagoan tempur udara Jerman, Erns Udet. Mereka melakukan tempur udara jarak dekat (dogfight) hingga senapan mesin lawannya macet. Suatu ketika Guynemer berada pada posisi menguntungkan untuk menghabisi lawan. Ia terbang di atas sang kanone, tinggal menarik picu senapan untuk menamatkan riwayat lawan. Namun ini tidak ia lakukan. Ia hanya melambaikan tangan pada lawannya yang sudah tidak berdaya itu lalu terbang menjauh.Hal ini dikenang oleh Erns Udet dalam sebuah pernyataanya setelah perang usai, “ Aku melihat Guynemer melambaikan tangan ke arahku. Pilot Perancis itu kemudian terbang menjauh membiarkan aku bebas, meninggalkan musuh yang dalam keadaan tak berdaya dan terancam”
Setelah menguimpulkan 53 kemenangan, Kapten Georges guynemer pun dipanggil ke haribaan-Nya dalam sebuah pertempuran di Arch De Triomphe, Perancis. Usianya kala itu baru 22 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar