Rabu, 16 September 2009

15.SIR FRANK WHITTLE

Perjalanan manusia yang berliku dengan aneka warnanya selalu menyimpan hikmah bagi orang-orang yang mau berpikir bahwa kesuksesan tidak mesti diawali dengan modal besar, pangkat jabatan, ataupun pendidikan yang tinggi. Mari kita simak profil tokoh dirgantara kita yang satu ini.
Frank Whittle adalah anak seorang buruh. Ia lahir di perumahan kelas buruh Earlsden di distrik Coventry, Inggris pada tanggal 1 juli 1907.
Dasar-dasar keteknikan sudah ditanamkan sejak dini ke dalam diri Whittle kecil ketika ayahnya mendirikan sebuah perusahaan permesinan kecil yang diberi nama Leaminton Value. Pekerjaan menggambar, mengebor dan membubut telah ia kuasai semenjak berusia 10 tahun. Ia dimotivasi dengan diberi sedikit upah.
Pendidikan dasar selama 6 tahun ia tempuh di sekolah kota Coventry dan Leamington. Di sekolah lanjutan ia mendapat beasiswa sebesar £ 10 per tahun. Whittle adalah anak yang cerdas dan gila membaca yetapi benci dengan pekerjaan rumah. Waktu-waktu luangnya ia habiskan di perpustakaan Leamington. Di sana ia membaca buku-buku tentang berbagai bidang seperti astronomi, fisiologi dan teknik serta buku-buku di luar kurikulum.
Pada akhir tahun 1922 Frank melamar di Angkatan Udara Kerajaan Inggris sebagai pekerja magang. Kegemarannya membaca membuat ia lolos tes tertulis dengan mudah, tetapi kemudian karena postur tubuhnya yang kurang tinggi, ia dipulangkan. Seorang instruktur fisik bermana Sersan Holmes memberinya saran tentang makanan dan kiat-kiat peninggi badan. Whittle mengikuti saran ini hingga enam bulan kemudian badannya bertambah tinggi 3 inci.
Whittle melamar lagi tetapi masih juga ditolak. Ia diberi tahu bahwa ujian ulang tidak diperbolahkan. Pada bulan September 1923 Ia pun melamar sebagai peserta baru. Kali ini ia diterima. Selanjutnya ia dikirim ke Cranwell untuk memasang perlengkapan pesawat terbang .
Di tempat kerjanya Whittle bergabung dengan sebuah perkumpulan model pesawat. Mereka membuat sebuah model pesawat terbang dengan rentang sayap 10,5 kaki dengan mesin 2 tak.Bersama Komandan Wing,R.J.Barbon,Whittle memperlihatkan hasil kerjanya kepada Sekretaris Menteri Penerbangan, sir Victor Sasoon. Walaupun pesawatnya gagal terbang karena kerusakan busi, Whittle dipromosikan menjadi kepala satuan kadet dan digaji 7 shilling per hari. Pada bulan juli 1928 ia lolos ujian kadet kedua dan menjadi perwira di Angkatan Udara Kerajaan Inggris.
Whittle menikah pada usia 21 tahun dengan Miss D.M. Lee dari Coventry. Pasangan baru ini sempat mengalami sedikit kesulitan keuangan karena gaji whittle yang pas-pasan. Whittle kemudian menjadi penerbang pesawat Siskin selama 15 bulan ketioka bertugas di Skadron Tempur 111 Northolt dan mengikuti pendidikan sebagai instruktur di Central Flying School. Di skadron inilah ia menemukan ide untuk mengombinasikan mesin turbin dan jet dalam satu unit. Ide ini disampaikan kepada perwira penerbang, J.E.P. Johnson yang tertarik membawanya ke Kapten Group, J.C. Baldwin, selanjutnya diteruskan ke Departemen Penerbangan.
Tetapi ternyata Departemen Penerbangan kurang mendukung gagasan Whittle. Pihak laboratorium berpendapat bahwa mesin turbin bahan bakar seperti yang digagas oleh Whittle membutuhkan material yang tahan temperature tinggi dan material itu belum ditemukan. Walaupun mengalami penolakan, atas saran Johnson, Whittle mematenkan temuannya.
Sementara jabatannya di Angkata Udara terus menanjak dari instruktur terbang kemudian menjadi pilot uji coba, pada bulan agustus 1932 ia mengikuti kursus teknik perwira di depot pesawat terbang hingga pangkatnya naik menjadi letnan penerbang.
Keinginannya mengembangkan mesin jet tidak pudar walaupun cuma di atas kertas. Selama itu ia terus diperhatikan oleh Departemen Penerbangan tetapi mengingat biaya pengembangan mesin jet Whittle yang sangat besar, pihak departemen penerbangan tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan patentnya tidak bisa diperpanjang.
Pada bulan mei, whittle meneima surat dari kenalan lamanya, perwira penerbang RD Williams bahwa seseorang ingin bergabung dengan proyek pesawat tanpa baling-baling rancangan whittle, J.C.B Tinking. Mereka lalu menemui Whittle dan menyatakan bersedia mendanai pengambilan paten Whittle kembali.
Pada bulan maret 1936 seorang keturunan Denmark, M.L. Bramson yang tetarik dengan gagasan turbo jet mengajak para pemodal untuk bergabung dengan Whittle. Usaha ini berhasil hingga berdirilah perusahaan “Power Jet” dengan modal awal £ 10.000. Di perusahaan itu Whittle menduduki posisi Kepala insyinyur kehormatan sekaligus konsultan teknis selama 5 tahun.
Ketika Power Jet bergabung dengan Perusahaan british Thompson Houston sebagai pabrik suku cadang, Whittle harus membagi waktunya antara perusahaan, pendidikannya di Universitas Tripos dan tugasnya di Angkatan Udara.
Mesin turbo jet rancangan Whittle sendiri akhirnya masuk taraf uji coba pada tanggal 12 april 1937. Pada uji coba pertama itu pesawat yang dipasangi mesin turbo jet tidak dapat dikendalikan sebab kecepatan putar mesin yang terlalu tinggi. Sejumlah perbaikan kemudian dilakukan dan mulai nampak sedikit kemajuan. Mesin uni pun mulai dilirik oleh perusahaan pesawat kerajaan. Sir Stanford Cripps, menteri sumber daya kala itu selanjutnya menasionalisasi Power Jet dengan membayar sejumlah £ 135.563. Sedangkan pesawat Gloster-Whittle E. 28/39 yang berhasil dalam uji coba mesin turbo jet Whittle dinyatakan sebagai pesawat pertama Inggris yang berhasil terbang dengan nesin turbo jet.
Atas jasa-jasanya, Frank Whittle mendapat kehormatan kesatria Order Of British Empire, Companion Of The order Of Bath dan diberi £ 100.000 serta diangkat sebagai anggota keluarga kerajaan dengan gelar kehormatan “Sir” seperti halnya tokoh berprestasi lain di negeri Elisabeth ini. Sir Frank Whittle , anak buruh ini kemudian dinyatakan sebagai pencipta kemajuan terbesar di dunia penerbangan sejak era Wright Bersaudara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar