Rabu, 16 September 2009

56. IGNATIUS DEWANTO

Ignatius Dewanto adalah penerbang tempur Indonesia yang telah menyumbangkan jasanya menghalau permesta yang henda memecah belah negeri ini pada tahun 1958.
Ace tempur Indonesia ini lahir pada tanggal di Kalasan, Yogyakarta pada tanggal 9 agustus 1929. Ia adalah seorang anak yang cerdas dan pemberani yang dibesarkan dalam keluarga katolik yang taat. Ayahnya bernama M. Marjaharjana dan ibunya Theresia Sutijem.
Pada tahun 1948 , Totok, panggilan akrab untuk pemuda yang masih berusia belasan ini ikut bergabung dengan Tentara Pelajar (TP) Solo dan memanggul senjata membela tanah air dari gempuran NICA. Ketegasannya dalam memimipin membuat ia dipercaya sebagai Kepala Pabrik Granat dan kepala Regu pada tahun 1950. Keberaniannya ia tunjukkan ketika mencegah iring-iringan kendaraan lapis baja Belanda yang bergerak dari Semarang ke Solo. Dengan bersenjatakan sten gun dan berlindung di balik tanggul, tanpa pikir panjang Totok menghujani konvoi Belanda sendirian?
Pada tanggal 25 juli 1950, Totok terdaftar dal;am 60 kadet penerbang Angkatan Udara yang akan dididik di California, AS selama 2 tahun. Setelah lulus, Totok melanjutkan pendidokan sebagai instruktur selama 7 bulan. Sepulangnya ke tanah air pada tahun 1950 ia bergabung dengan Skadron 3 dan menerbangkan pesawat P-51 Mustang. Ia sempat pula menjadi instruktur di Sekolah Penerbangan lanjuta di husein Sastranegara Bandung.
Pemberontakan Permesta ( Persatua Rakyat Semesta) di tanah air pada tahun 1958 telah berhasil merebut Pangkalan Udara Mapanget (Sam Ratulangi), rasula ( dekat danau Tondano), Morotai dan Jailolo dan telah berhasil merebut 10 buah pesawat yang terdiri dari Pembom B-26, Penempur P-51 dan pesawat amfibi PB-5. Pemerintah Ri mngambil tindakan denagn memberangkatkan B-52 dan P-51 dari Laha, Ambon dipimpin oleh mayor Udara Leo Watimena. Totok yang saat itu berpangkat kapten menerbangkan P-51 turut membumihanguskan 8 buah pesawat Pemesta.
Pada tanggal 18 mei 1958 ia memergoki sebuah B-26 yang diterbangkan oleh penerbang bayaran CIA bernama Alan Lawrence Pope di atas KRI Sawega? ALRI. Mereka meelakukan duel udara saling menembakkan peluru yang berakhir dengan tertembak jatuhnya B-26. Alan Pope kemudian ditangkap dan disidang.
Hari itu juga Totok Dewanto bertemu dengan B-26 lain yang diterbangkan oleh Connie Seigrist, penerbang berkebangsaan AS. Kali ini ia berhasil menembak ban pesawat Connie dengan senapan mesin sebab roketnya sudah dihabiskan ketika duel dengan Pope. Berkat Jasa-jasanya selama operasi udara itu Ignatius dewanto akhirnya ditetapkan sebagai Ace tempur Indonesia.
Setelah kekisruhan di tanah air pada tahun 1965, totok yang dianggap agak berseberangan dengan pemerintah orde baru ditugaskan sebagai atase militer udara di Moskow mulai tahun 1966, kemudian diberhentikan dengan hormat pada tanggal 31 maret 1967.
Ketika menerbangkan pesawat PA-23 sebagai penerbang carter dari Menadoi ke Merauke pada tahun 1970, pesawatnya jatuh dan Ace tempur kita ini pun meninggal. Jasadnya baru diketemukan delapan yahun kemudian dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Nama Dewanto diabadikan menjadi nama sebuah gedung serba guna di Lanud Iswahyudi, Madiun.
Ignatius Dewanto mungkin adalah pahlawan yang agak terlupakan dalam sejarah kepahlawanan bangsa ini karena sejarah selalu disetir oleh pemerintah yang berkuasa. Namun mulai saat ini marilah kita mengenang nama beliau di hati kita.

55.WIWEKO SOEPONO

Wiweko Soepono lahir di |Blitar pada tanggal 18 januari 1923. Ayahnya bernama Soepono, seorang ambtenar yang berasal dari Banyumas dan ibunya, Boentarmi dari Solo. Lahir dari keluarga yang terpelajar, anak sulung dari… bersaudara ini telah dididik untuk gemar membaca dan gemar dengan berbagai pengetahuan semenjak kecil. Wajar jika Wiweko tumbuh sebagai remaja yang berwawasan luas, rasional dan kritis.
Pada tahun 1936, ia tamat dari ELS (Eupopeessche Lagere School), menyelesaikan pendidikan di HBS ( hoogere Borger School) pada tahun 1941 dan THS ( Technische Hoge School) pada tahun 1942.
Ketika masih bersekolah di ELS, ia pernah menyaksikan sebnuah demonstrasi terbang di Yogyakarta yang membuatnya amat tertarik dengan pesawat.Sejak saat itu ia mengoleksi mainan pesawat mulai dari yang terbuat dari kertas sampai model pesawat mini. Ia terinspirasi pula oleh tokoh-tokoh besar yang memiliki tempat kelahira yang sama dengannya seperti Ir. Soekarno dan Gehrar Fokker, dalam diri wiweko muda tumbuh semangant nasionalis dan kecintaan akan pesawat yang kuat.
Minatnya untuk mengenal pesawat lebih jauh semakin tersah ketika ia bergabung dengan Aero Club ketika bersekolah di HBS Bandung. Bersama dengan teman-teman sekolahnya yang kebanyakan keturunan Belanda seperti Fred Raas, Paul De Kort, Hans Admiral dan Wilem Wijngaard mereka mendirikan pula Klub Penerbangan Remaja Bandung. Sedangkan teman-teman dari dalam negeri sendiri antara lain, beny Notosoebagio, Ario Senosastra, RJ Salatun dan Nurtanio. Ia kemudin paling akrab dengan dua orang teman yang namanya disebutka paling akhir.
Serangan udara Jepang atas Kota Bandung pada bulan maret 1942 yang membuat Belanda menyerah tanpa syarat dalam perundingan di Kalijati tanggal 8 maret 1942 sangat menggugah pemikiran Wiweko akan pentingnya kekuatan militer udara pada sebuah negara.
Kekuasaan Belanda di Indonesia pun berakhir. Pada tanggal 19 maret 1943 ia dterima bekerja di Balai Besar Oeroesan Goedang di Bandung. Di sini Wiweko merasa bekerja pada pemerintahan Jepang amat bertentangan dengan jiwa nasionalisnya karena ternyata “saudara tua” dari Asia Timur itu terbukti ingin menguasai ekonomi rakyat, tidak ada bedanya dengan penjajah Belanda. Akhirnya Wiweko mengajukann permohonan untuk keluar dari tempat kerjanya dan mendirikan koperasi student dengan tujuan membantu teman-temannya yang kesulitan biaya sekolah.
Gaung proklamasi kemerdekaan baru sampai ke Bandung sehari setelah proklamasi yakni tanggal 18 agustus 1945. Ini membuat Wiweko dan kawan-kawannya berinisiatif untuk merebut Pangkalan Udara Andir yang saat itu dikuasai Jepang. Andir dapat direbut beserta pesawat-pesawat tempur yang ada di sana, namun setelah datangnya Sekutu, pemerintah Indonesia selanjutnya menyerahkan pangkalan udara teserbut ke tangan Sekutu dengan tujuan kedaulatan negara Indonesia dapat diakui.
Pembentukan kekuatan udara militer Indonesia TKRO ( tentara Keamanan Rakyat Oedara) di Yogyakarta pada tanggal 18 september 1945 sangat menarik minat Wiweko muda untuk bergabung. Setelah diterima di TKRO jawatan penerbangan, Wiweko diangkat sebagai pemimipin bagian rencana, konstruksi dan propaganda. Setelah TKRO berubah nama menjadi TRI-AO ( Tentara Repoeblik Indonesia Bagian Oedara) yang kemudian menjadi AORI ( Angkatan Oedara Repoeblik Indonesia) dengan Soeryadi Soeryadarma sebagai kepala staf, Wiweko ditetapkan dengan pangkat Opsir Oedara III ( kapten udara) dan ditempatka di Pangkalan Oedara Maospati Madioen.
Mulailan Wiweko bekerja untuk negaranya. Bersama dengan sahabat karibnya, Nurtanio Pringgoadisuryo, wiweko merancang-bangun sebuah pesawat glider yang diberi nama NWG-1 ( noertanio Wiweko Glider). Menjelang akhir tahun 1946, mereka telah berhasil membuat 6 buah glider. Pesawat-pesawt ini sendiri selanjutnya digunakan untuk menyeleksi da melatih 20 calon kadet penerbang yanga kan dikirim ke Sekolah Penmerbang di India.

Merasa bahwa AORi membutuhkan pesawat angkut, Wiweko dan temannya, RJ Salatun memodifikasi berbagai pesawat yang berhasil direbut dari tangan Jepang misalnya dengan memasang mesin Nakajima Sakai pada pesawat pemburu Bristol Blenheim MK IV yang diberi nama Sakai Blenheim selanjutnya berubah nama menjadi Indonesia Suhanda. Wiweko juga mengadakan penambahan kursi pada pesawat pemburu Jepang, Guintei disamping terus membangun sebuah pesawat bersayap kayu dengan rangka besi, berpendorong Mesin harley Davidson 750 CC 20 tenaga kuda yang diberi nama Wiweko Experimental Light Plane ( WEL-1-RI-X). Sayang, pesawat bermesin pertama buatan anak bangsa ini mengalami kerusakan akibat kebakaran saat diangku dari Yogya ke madiun seusai dipamerkan pada Presiden Soekarno.
Wiweko adalah pemeran penting dalam urusan pembelian pesawat Dakota RI-001 Seulawah untuk pemerintah Indonesia di Rangoon Myanmar seharga $ 138.000 ( strait dollars). Pesawat tersebut tiba di Yogyakarta pada akhir oktober 1948 dengan resiko tertembak Belanda yang sementara itu sedang memblokade wilayah udara Indonesia. Seulawah yang biaya pembeliannya atas bantuan sumbangan para saudagar Aceh ini kemudian digunakan sebagai modal mendirikan Indonesian airways, maskapai penerbangan nasianal pertama yang beroperasi sebagai sebagai pesawat carter pemerintah Burma sebab di dalam negeri sendiri blokade penerbangan oleh Belanda semakin menjadi-jadi. Pesawat-pesawat pemerintah RI lainnya bahkan ada yang ditahan dan ditembak jatuh.
Beroperasi di luar negeri, Indonesian Airways tetap eksis dengan Wiweko sebagai general managernya. Selain digunakan sebagai pesawat carter angkut tentara untuk membasmi pemberontak suku Karen, sebagai pengangkut kargo atau pos, Seulawah dioperasikan pula untuk menyelundupkan persenjataan bagi pejuang-pejuang di dalam negeri, tentunya dengan resiko tertembak oleh musuh. Berkat ketabahan dan keuletan para kru, uang yang diperoleh untuk menambah jumlah pesawat hingga menjadi enam buah. Tiga buah diantaranya untuk Indonesian Airways.
Indinesian airways ditutup pada bulan maret 1950 dan Wiweko kembali ke tanah air untu bergabung kembali dengan AURI serta membesarkan maskapai penerbangan nasional Indonesia, Garuda Indonesia Airways yang didirikan pada bekerja sama dengan maskapai penerbangan Belanda, KLM dalam rangka serah terima asset belanda yang ada di Indonesia sesuai Konferensi Meja Bundar. Di tangan Wiweko Garuda Indonesian Airways berkembang pesat bahkan pada tahun 1980, Garuda menjadi maskapai terbesar kedua di Asia di bawah JAL, Jepang.
Pada tahun 1977, Wiweko menggagas desain kokpit FFCC ( Forward Facing Crew Cockpit) untuk pesawat Airbus A-300-B4, yakni desain kokpit yang meniadakan flight engineer. Sebelum itu kokpit pesawat ini diisi oleh 3 orang kru, Kapten Pilot, Co-Pilot, dan flight engineer.
Gagasan menarik ini membuat industri pesawat Airbus memberi predikat kehormatan pada Wiweko sebagai “Bapak Two man Crew Cockpit”. Tetapi Wiweko menolak ketika Perusahaan Airbus ingin menamakan kokpit tersebut dengan nama “Wiweko Cockpit”. Dengan rendah hati ia menyarankan agar kokpit tersebut dinamakan saja “Garuda Cockpit”. Atas jasa-jasanya, Wiweko Soepono dianugerahi berbagai bintang penghargaan antara lain, Bintang Gerilya, Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama, dan Bintang Mahaputra Pradana.
Wiweko Soepono, founding fathers perintis penerbangan komersil berprestasi dari tanah air ini meninggal pada tanggal 8 september 2000 dan dimakamkan di Taman pemakaman Umum Jurut Cipete, Jakarta Selatan.

R. J. SALATUN

R. J. Salatun lahir di Bukateja, Purbalingga pada taggal 29 mei 1927 dan memulai karirnya sebagai perintis penerangan RI di TNI-AU pada awal tahun 1946.
Salatun adalah tamatan United States Armed Forces information School (1952), Sesko-AU

54. BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

“ Tak ada kebudayaan berkembang tanpa dukungan teknologi dan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur penting dalam sebuah kebudayaan”
Habibie,1992

Panggilannya Rudi atau Habibie. Tokoh yang bernama lenkap Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie ini memiliki tempat tersendiri bagi insan dirgantara di negaranya, Indonesia dan juga dunia oleh karena ia orang yang pertama mengetahui persis tyeori perambatan retakan pada amplitudo beban yang bervariasi pada pesawat (Crack Propagation On Random) disamping segudang pemikiran umum lainnya seperti di bidang ekonomi, social dan budaya. Dari itu berbagai gelar diberikan kepadanya antara lain, Mr. Crack, Napoleon dan Mutiara dari timur.
Lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan pada hari kamis 26 juni 1936, putra ke-4 dari 8 bersaudara ini pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie- R.A. Tuti Mawarni Puspowardoyo ini memiliki sifat pendiam, hobby menggambar dan membaca sejak kecil. Dibesarkan dalam keluarga agamawan, Habibie kecil tumbuh sebagai remaja yang tidak bermasalah, rajin dan patuh pada orang tua. Ini tidak membuat ia menjadi remaja yang individualis dan acuh terhadap lngkungan. Ia malah terkesan kreatif, sosial dan humoris.
Masa kecilnya ia habiskan di tanah kelahirannya, Pare-Pare sebagai anak seorang Landbouw Consulant atau Kepala Dinas Pertanian untuk Indonesia Timur pada zaman Belanda. Pendidikan pertama ia tempuh pada ELS ( Europes Lagere School) atau Sekolah Dasar pada Zaman Belanda dan tercatat sebagai siswa berprestasi terutama pada mata pelajaran eksak.
Nadib harus membuatnya angkat kaki dan merantau ke Tanah Jawa setelah Sang ayah meninggal. Ibu Tuti memilih menjual semua perhiasan, rumah, besrta semua harta simpanannya demi kelanjutan studi anak-anaknya.
Kota tujuan yang dianggap cocok untuk habibie yang berotak encer ini adalah Bandung. Di Kota Kembang ini Habibie memasuki Horger Borger School, lalu pindah ke SMP 5 ( Gouverment Middelbore School) pada tahun 1951, selanjutnya ke SMA Kristen di Jalan Dago. Walaupun di sekolah ia ikut ujian Injil Markus dan matius namun di rumah ia tetap rajin sholat dan mengaji.
Setamat SMA, Habibie melanjutkasn pendidikan ke Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan elektro selama 6 bulan. Di sini ia memperoleh beasiswa untuk meneruskan studi ke Technische Hochschule Die Facultact Fuer Maschienennwesn, Aachen, Jerman Barat hingga studinya di elektro terputus. Terinspirasi oleh pesawat tempur paling kondang selama Perang Dunia II, Me-109 dan ucapan Bung Karno, “Bangsa yang besar ini dapat dipersatukan dan dikuasai secara militer dan dapat pula terintegrasi bila menguasai dua hal, penerbangan dan pelayaran” membuatnya memilih jurusan konstruksi pesawat.
Walaupun di Jerman hidup pas-pasan karena biaya kuliah dan fasilitas tempat tinggal tidak ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah, tidak membuat Habibie patah arang dan malas-malasan, mahasiswa yang sering berdebat dengan dosen dan sering ngotot ujian kendatipun dalam keadaan sakit ini memilih tetap belajar di waktu libur, hingga mata kuliah habis ia lalap dalam tempo 4 tahun dengan nilai akademik rata-rata 9,5.
Penggemar kue khas Daerah Makassar, burongko dan pehobby musik klasik Mozart, hayden dan Bethoven ini meraih gelar Insyinyur Dipl. Ing atau Diploma Ingenieur pada usia 24 tahun tepatnya tahun 1968. habibie yang menikah dengan seorang gadis Solo, dr. Hasni Ainun Basri dan dikaruniai dua anak, Ilham Akbar dan Thareq Kemal ini meyelesaikan studi doktor pada tahun 1965 dengan thesis berjudul “Beitrag zur Temperatur Beanspruchung Der Orthotpren Kragcheibe”
Di samping menyelesaikan studinya, habibie bekerja sebagai Specialist Scientist di Industri Penerbangan Hamburger Flugzeug bau yang merupakan cikal bakal Messerchmit Boelkow Blohm. Di sini ia mengembangkan konstruksi F-28 mulai bagian bawah hingga ekor pesawat selama 6 bulan, gantunga mesin (fitling) pesawat HBF 320 selama 7 bulan sderya menyelesaikan roda pendarat untukl Pesawat angkut Do-31 yang dapat tinggal landas dan mendarat secara vertikal ( Vertical Take Off landing, VTOL).
Tokoh ini bukan kacang yang lupa akan kulitnya. Pada tahun 1974 ia diangkat sebagai penasehat teknologi Presiden RI dan menjadi actor utama pengembangn Industri Penerbangan Nurtanio, industri pesawat terbang Indonesia yang selajutnya diubah namanya menjadi IPTN ( Industri Pesawat Terbang Nusantara) kemudian menjadi PT Dirgantara Indonesia dengan produk antara lain, CN-235 dan N-250 yang diakui sebagai pesawat berkonsep fly by wire tercanggih di kelasnya.
Rumus-rumus Aerodinamika temuan Habibie yang dijadikan bahan kuliah di berbagai fakultas di Jerman Barat dan di juga didokumentasikan oleh AGARD ( Advisory Group For Aerospace Research and Development) yaitu buku pegangan yang memuat prinsip-prinsip dasar rancangan pesawat terbang standar NATO mulai dari pesawat eksekutif Hansen Jet HBF 320, Transal C-130, CO-160, Airbus 300, Do-31 VTOL, F-104 Starfighter, Helikopter Do-105 serta Pesawat tempur multifungsi MRCA dan Boeing 747.
Pemegang lebih dari 30 jabatan teknik dan industri strategis ini sempat menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi, Wakil Presiden sampai Presiden Indonesia pada tahun 1998. Pantas jika ia menyandang predikat sebagai ilmuan Asia yang berhasil menggondol Bintang Penghargaan Tertinggi “Grootlesius in de Orde Von Orange Nassa dari pemerintah Belanda 25 mei 1983, Edward warner Award ICAO 1994, Bintang penghargaan Tertinggi “ garbd Cruz de Merito Aeronautico Condistinantio Blanco dari Pemerintah Kerajaan Spanyol 14 mei 1980, penghargaan dari pemerintah Jerman barat, Inggris, Perancis, Yordania, dan China.

53.YUM SUMARSONO BAPAK HELIKOPTER INDONESIA

Di awal kemerdekaan, ternyata Indonesia telah memiliki sosok pencetus lahirnya helicopter. Jika Igor Sikorsky dari Rusia yang kemudian terkenal di AS dan menjadi Bapak Helikopter AS, maka untuk Indonesia, tokoh ini patut dijuluki BAPAK HELIKOPTER INDONESIA. Uniknya lagi, tokoh kita ini merancang sendiri throttle collective device, alat pengganti lengannya yang putus agar tetap bisa mengemudikan helicopter.
Nama lengkapnya Yum Soemersono. Lahir di Soko, Purworejo pada tanggal 10 april 1916. Yum adalah anak desa yang mulai tertarik dengan pesawat ketika sering melihat burung besi itu lalu-lalang di lapangan Terbang Tidar, Magelang. Yum soemarsono pernah bekerja di sebuahpabrik gula dan kemudian masuk Angkatan Darat dengan pangkat kapten.
Dengan pengetahuan aerodinamika seadanya karena saat itu di Indonesia, negara yang baru merdeka, masih minim akan teknologi penerbangan, Yum dan teman-temannya merancang helicopter pertamanya, RI-H pada tahun 1948 dengan mesin BMW. Belum sempat diterbangkan, helicopter ini sudah dihancurkan oleh pesawat pembom Belanda, P-40 Warhawk yang menganggap alat ini cukup berbahaya di daerah pembuatannya, di sekitar Gunung lawu, jawa Timur.
Tidak putus asa, pada tahun 1950, ia dan para personil Angkatan Udara kala itu menguji coba helikopternya yang kedua di lapangan Terbang Sekip , Yogyakarta. Helikopter yang diberi kode YSH ( Yum, Soeharto, hatmojoyo) itu sukses melayang setinggi 10 cm. Sayangnya YSH mengalami kerusakan akibat jatuh dari truk yang mengangkutnya ke lapangan Kalijati, Yogyakarta.
Yum selesai merancang helikopter ke-3 yang diberi nama Soemarkopter pada tahun 1954. Soemarkopter berhasil terbang setinggi kurang lebih 3 meter dan sejauh 50 meter. Saat itu Leonard Parish, instruktur Hiller Helikopter Amerika Serikat yang berkunjung ke Indonesia terkagum-kagum melihat helicopter rancangan Yum yang telah menggunakan sayap ekor padahal di Amerika padahal di Amerika sendiri sayap ekor masih dalam tahap uji coba. Parish bahkan menawarkan diri sebagai pilot uji coba. Kiranya pengetahuan ini diperoleh dari keajaman intuisi Yum dibantu sedikit teori dari stensilan karangan Ir. Oyen tahun 1940 dandan gambar dari majalah Popular Science bekas pada tahun 1930. Ini sebuah prestasi yang luar biasa untuk negara seukuran Indonesia saat itu.
Berkat prestasi ini pada tahun 1951 Yum diberi kesempatan belajar terbang pada Wiweko Soepono, lulusan pertama Hiller Helicopter, Palo Alto dan diangkat menjadi Kepala Seksi Bengkel husein Sastranegara. Setelah itu Yum belajar terbang di California, AS.
Kecelakaan menimpa Yum pada uji coba helikopternya yang ke-4 tanggal 23??? Maret 1964. Saat itu salah satu balinh-baling helikopternya terlepas da terlempar memutus lengan kirinya. Seorang asistennya bernama Dali bahkan meninggal.
Lengan kiri yang putus tidak membuat Yum berhenti terbang. Ia merancang throttle collective device, alat pengganti lengan kirinya agar tetap bisa menerbangkan helikopter. Alat ini adalah alat satu-satunya di dunia yang dibuat dan digunakan oleh Yum untuk menerbangkan heli Bell 47J2A dan 47G.
Yum sempat menjadi pilot helikopter pribadi Presiden Soekarno pada tahun 1963 namun menolak pemberian rumah, tanah dan kendaraan dari sang Presiden sewaktu lengannya putus. Dari tahun 1965 sdampai tahun 1972 Yum bekerja sebagai pilot penyemprot hama tebu dan kelapa. Ketika berhasil memperbaiki dan menerbangkan kembali helikopter Bell 47J2A yang kemudian diberi nama Si wallet, nama Yum kembali dikenal publik. Pada bulan juni 1990 Yum diundang ke Paris untuk mendemonstrasikan throttle collective device alias lengan buatannya itu untuk menerbangkan helicopter Bell 47G.
Yum Soemarsono, perancang dan pilot helikopter sejati yang pantas dijuluki BAPAK HELIKOPTER INDONESIA yang pernah menjual cincin kawin istrinya untuk membiayai helicopter pertamanya, RI-H ini meninggal pada tanggal 5 maret 1999.
Kepik- Lanud Husein Sastranegara

1.AHLI DIRGANTARA MUSLIM

Salah satu periode yang tidak banyak disinggung ketika membahas sejarah kemajuan negara-negara di dunia adalah periode kemajuan peradaban islam dari Baghdad, Mesir, Khurasan (Iran) sampai ke Turki, Andalusia dan Cordoba (Spanyol) dari abad VII Sampai dengan abad XIV. Kala itu Kota Cordoba dan Andalusia menjadi kiblat ilmu pengetahuan dunia. Banyak ilmuan yan telah dilahirkan dari negeri matador ini, diantaranya: Abul Hasan Al-Kalasadi (ahli matematika, -1486), Syekh Zakariya Ibnu Al-Awwam(ahli pertanian,abadXII ),Ibnu Al Samh (ahi astronomi,-1305), Ibrahim Al Bassal (ahli botani,-1105) dan masih banyak lagi.
Langkah-langkah nyata untuk menguji coba alat terbang pun telah dilakukan sehingga tidak terlalu berlebihan jika ilmuan-ilmuan muslim pionir di dunia penerbangan. Berikut ini beberapa ilmuan yang telah memulai percobaan terbang:
ABUL QASIM IBN FIRNAS – PIONIR DARI SPANYOL





“Ibn Firnas was the first man in history to make a scientific attempt at flying”( Phillip Hitti)
Ibn Firnas lahir di Korah Takrna dekat Ronda, Spanyol pada masa pemerintahan Khalifah Muhammad Amir Bin Abdurrahman. Ia mempelajari fisika astronomi dan kimia dan rajin melakukan eksperimen. Eksperimen-ekserimennya antara lain membuat kaca dari pasir dan batu. Ia juga menemukan rantai cincin yang menggambarkan pergerakan bintang dan planet-planet.Di samping itu ia juga merancang alat pengukur waktu yang disebut Al-maqata.
Pada tahun 875 M, Ibnu Firnas mengundang masyarakat Cordoba untuk berkumpul di sebuah bukit di Andalusia – Spanyol, guna menyaksikan uji coba terbangnya. Ibnu Firnas memamerkan pesawatnya yang bertenaga dorong baling – baling. Dua bagian sayap pesawatnya berkaitan dengan kaki dan tangannya. Setelah itu, Ibnu Firnas naik ke menara lalu melompat. Ibnu Firnas berhasil melayang di atas ketinggian beberapa ratus kaki, lalu membumbung tinggi. Peristiwa menakjubkan ini dicatat oleh seorang penyair bernama Mu’min Ibnu Said dengan kata – katanya :
“ Ibnu Firnas terbang lebih cepat daripada burung phoenix. ketika mengenakan bulu – bulu di badannya ia seperti burung manyar “.

Sedangkan seorang sejarahwan barat bernama Phillip Hitti dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Arab” menyebutkan:

Abbas Firnas adalah manusia pertama dalam sejarah yang melakukan percobaan terbang.

Untuk mengenang jasa-jasanya sebagai pionir perancang pesawat, Pemerintah Irak membangun patung Ibnu Firnas di sebuah jalan menuju Bandara Internasional Baghdad. Ibnu Firnas pernah pula diabadikan gambarnya dalam sebuah perangko di Libya.





FARABI ISMAIL JAUHARI

Ilmuan muslim lain yang melanjutkan percobaan terbang Ibnu Firnas adalah Farabi Ismail Jauhari, seorang guru tata bahasa Arab yang berasal dari Nishabur, Khurasan, Iran. Isamail Jauhari melakukan percobaannya pada tahun 1003. Seperti halnya Ibnu Firnas, Ismail Jauhari merancang sayap terbang yang dapat digerakkan dengan tangan dan kaki selanjutnya meluncur dari tempat-tempat tinggi. Salah satu tempat percobaan Ismail Jauhari adalah menara mesjid ulu Nishabur.
Hasil uji coba para ilmuan ini telah dimanfaatkan oleh panglima-panglima perang Saracen ( Muslim zaman Perang salib) untuk memukul pasukan salib. Para Sejarahwan mencatat bahwa ketika Perang Salib meletus pada tahun 1162, bala tentara muslim telah menggunakan semacam jubah terbang dan bersiap melakukan penyerangan lewat udara dari atas Hippodrome Constantinople.

HAZARFEN AHMAD CALEBI




Pesawat rancangan Hazarfen yang diterbangkan di Galata tower
pada masa Sultan Murad V

Pada abad XVII , periode dimana ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam mengalami kemunduran pun masih tercatat seorang ilmuan muslim yang serius melakukan percobaan terbang. Ia adalah Hazarfen Ahmad Calebi, Ilmuan Turki yang hidup pada masa Khalifah Usmani di bawah pemerintahan Sultan Murad IV.
Hazarfen terilhami dari mesin terbang rancangan ilmuan Italia abad XVI, Leonardo Da Vinci. Dengan melakukan studi pada burung rajawali, hazarfen menemukan teori perhitungan keseimbangan sayap. Setelah melakukan sembilan kali percobaan, Hazarfen berhasil menemukan formula yang pas untuk sayap terbangnya.
Pada tahun 1638 Hazarfen Ahmad Calebi melakukan percobaan dari Galata Tower di dekat Bosporus Istanbul yakni sebuah menara dengan ketinggian 183 kaki. Hazarfen terbang menuju Oskudar lalu berbelok ke Bosporus Istanbul. Hazarfen berhasil mendarat dengan mulus di sebuah tempat di Bosporus. Prototipe sayap Hazarfen inilah yang kemudian menjadi bahan percobaan Wright Brothers di Amerika pada awal pada tahun 1903, dua ratus tahun kemudian. Evliya Calebi, seorang turis yang menjadi saksi mata atas peristiwa ini mencatat dalam bukunya tang berjudul seyahatname (catatan perjalanan) bahwa, “ Hazarfen Ahmad Calebi melakukan seribu kali percobaan dan diberi hadiah seribu keping emas oleh pemerintah”.

ALAT PENGHITUNG WAKTU

…Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
(QS :10: Yunus:5)







Jam matahari
Gerak rotasi atau perputaran bumi pada porosnya serta gerakan revolusi yang tetap menyebabkan pergerakan waktu dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Gerak waktu ini mengakibatkan usia segala mahluk hidup maupun benda mati di atas bumi ini bertambah, sementara jatah hidup semakin berkurang. Hal ini membuat perhitungan dan pemanfaatan waktu teramat penting, seperti yang yang di sebutkan di dalam AL Qur’an berikut:
Demi masa. Sesungguhnya menusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan menasehat-nasehati supaya menaati kebenaran, nasehat –menasehati supaya menetapi kesabaran.
( QS:103: Al Ashr:1-3)

Agar perhitungan waktu lebih mudah, manusia menciptakan alat pengukur waktu yang pada mulanya memanfaatkan cahaya matahari untuk menerangi sebuah tonggak atau gnown. Bayangan gnown yang berpindah-pindah akibat gerakan matahari dari terbit hngga terbenam diletakkan pada bidang berisi angka-angka yang menunjukkan jam sekian. Alat ini dinamakan jam matahari, dan telah digunakan pada tahun 3000 SM di Negeri Cina dan Chaldeon. Nukilan ayat dalam Al Qur’an tentang pemanfaata gerak matahari dan bulan sebagai dasar perhitungan waktu antara lain:

Dia menjadikan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat dan menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
(QS:6: Al An’am:97)

Dan dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.
(QS : 25 : Al Furqon :62)

Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak*). Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui.
(QS :10: Yunus:5)
Jam Pasir
Sementara itu jam matahari-grown dianggap tidak efektif karena hanya dapat dipakai pada siang hari sehingga ditemukan kemudian jam gelas berlobang yang diisi pasir. Jatuhan pasir melalui lobang dijadikan Patokan pengukuran waktu. Jam ini disebut pula jam pasir.
Pada tahun 1500 SM, di Mesir ditemukan klepsidra ( jam Air) yakni dengan menggunakan tetesan air dari sebuah gelas. Tiap satu tetes menandakan satu detik. Tetesan tersebut kemudian ditampung dengan gelas lain. Selama 24 jam air tersebut menetes, dan waktu menetesnya dimulai tepat pada malam hari sehingga kotak yang satunya tepat terisi penuh menjelang tengah malam berikutnya. Seyelah kotak yang satunya penuh kotak tersebut dibalik sehingga mengisi kembali dan dimulailah perhitungan berikutnya. Jam yang serupa dibuat di Cina oleh Yi Xing dan masih dipakai sampai pada tahun 725 M.

Dari Jam Berbandul Sampai Jam digital






Al Jazari dan jam rancangannya

Perhitungan waktu terutama perhitungan bulan semakin penting bagi umat islam tatkala diwajibkannya umat islam untuk menunaikan ibadah puasa yang diawali tepat pada 1 ramadhan.
Penentuan awal ramadhan ini memacu perkembangan ilmu falaq atau astronomi di dunia islam denagn munculnay astronom-astronom handal di zamannya seperti Abdul rahman As Sufi dari Persia ( 903-986 M), Abu ma’sar Al Balkhi (886 M), Hibat Asturlabi (1116-1140 M) dan Nasiruddin At Tusi (1201-1274 M)., sementara ilmuan muslim yang turut memberi sumbangsih terhadap penemuan jam berbandul terayun adalah Abbas Ibnu Firnas dari Cordoba Spanyol ( 873 M/260 H).

Jam mekanis berbandul ini kemudian dikembangkan oleh Pendeta Benediktin Perancis, Gelbert d’ Aurillae pada tahun 999 M. Pendeta ini kemudian diangkat menjadi Paus Sulvester II. Gelbert menggunakan sitem gir yang digerakkan oleh pemberat yang saling menyeimbangkan . jam yang berdentang setiap waktu ini mulai dipakai di Citeaux, Perancis pada tahun 1120 M. Ukurannya besar dan permanen.
Pada tahun 1410, Filippo Bronellaschi (1377-1446) menciptakan sebuah jam yang digerakkan oleh pegas. Satu abad berikutnya yakni pada abad XV, Al Perrelet dari Perancis mengembangkan jam kantong yang mudah dibawa ke mana-mana. selanjutnya Christian Huygens (1629-1699) dari Belanda menemukan jam berpendulum, sedangkan jam listrik pertama dirancang oleh Alexander Brain (1818-1903) dari Skotlandia.
Jam tangan sendiri baru dirancang oleh Louis Cartier dari Perancis. Jam Cartier ini dipakai oleh Albert Santos Dumont (1873-1932) sahabat cartier dari Brazil untuk menghitung kecepatan perahunya pada tanggal 27 november 1907. Jam tangan anti air ditemukan oleh Hans Wildorf di Rolex pada tahun 1924. setelah era penerbangan angkasa luar, ditemukan jam yang lebih canggih lagi yakni jam digital.